Manusia sejatinya merupakan makhluk yang berbudaya. Ia memiliki akal budi yang dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk bertahan hidup. Konsep budaya ini juga lekat dengan penduduk Indonesia yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Misalnya saja masyarakat Jawa yang selalu menjunjung nilai-nilai budaya jawa di setiap aspek kehidupannya.
Hal itu menunjukkan bahwa berbudaya merupakan jati diri manusia yang sesungguhnya. Kondisi geografis dan iklim menjadi faktor penentu yang mempengaruhi terbentuknya suatu budaya. Sehingga tidak mengherankan bila kebudayaan di suatu tempat pasti berbeda dengan yang berkembang di tempat lain. Indonesia merupakan negara yang di dalamnya terdapat kumpulan masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda, baik itu etnis, ras, dan agama.
Realitas keberagaman yang ada itu tidak dapat dilepaskan dari faktor historis bangsa Indonesia. menurut Drs. Moh. Ali, ia menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari orang-orang Yunan yang datang secara bertahap. Pada tahap pertama terjadi pada tahun 3000-1500 SM. Ciri-ciri masyarakatnya berbudaya Neolitikum, mereka datang ke Nusantara menggunakan perahu bercadik satu. Lalu, pada tahap kedua terjadi antara tahun 1500-500 SM yang datang dengan menggunakan perahu bercadik dua. Sejak saat itu, orang-orang yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia tersebut mulai tinggal dan menetap hingga membentuk komunitas-komunitas di daerah tempat tinggalnya masing-masing.
Seiring berjalannya waktu, Nusantara berubah menjadi kawasan dagang internasional. Hal itu terjadi karena di Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha yang tersebar di seluruh pulau-pulau yang ada di Nusantara. Keberadaan kerajaan-kerajaan tersebut, semakin menarik minat para pelancong asing untuk singgah sekaligus meniagakan barang dagangannya kepada penduduk pribumi.
Ditambah lagi dengan posisi strategisnya yang dilalui oleh jalur perdagangan laut internasional membuat Nusantara kian menjadi kawasan ramai. Dengan kondisi seperti itu, maka setiap harinya kota-kota pantai yang berada di jalur tersebut selalu ramai didatangi oleh para pelancong yang berasal dari berbagai negara, sebut saja Arab, India, China, dan lain sebagainya.
Tidak terkecuali di Jawa, keberadaan kerajaan-kerajaan seperti Majapahit, Mataram, dan Tarumanegara juga menjadi destinasi pilihan bagi para pelancong asing. Alasannya ialah, Jawa sejak dahulu telah dikenal sebagai penghasil sumber daya alam yang melimpah sehingga banyak menarik bangsa asing untuk datang melakukan aktivitas dagang kepada orang-orang lokal Jawa.
Memang seperti di katakan sebelumnya kedatangan para pelancong tersebut memiliki tujuan utama untuk berdagang, namun lambat laun hubungan antara para pedagang asal pribumi dan asing itu tidak lagi hanya seputar relasi dagang. Tetapi intensitas relasi dagang tersebut turut membuka peluang terhadap kemungkinan terjadinya pertukaran antara budaya jawa dengan yang lainnya.
Akhirnya terjadilah pertukaran budaya antara masyarakat pribumi dengan para pedagang asing itu. Pertukaran budaya jawa tersebut tidak hanya menimbulkan efek terhadap salah satu aspek kehidupan saja. Namun juga mempengaruhi aspek-aspek lainnya. Sebagai contoh, dalam aspek religi. Masyarakat nusantara, khususnya yang berada di Jawa, sebelum kedatangan Hindu-Buddha telah mengenal sistem kepercayaan Animisme dan Dinamisme. 3,……Kedua aliran tersebut merupakan hasil dari kebudayaan asli masyarakat Nusantara.
Akan tetapi, setelah kedatangan Hindu-Buddha yang dibawa oleh para pedagang asal India membuat kebudayaan di Nusantara menjadi lebih berwarna. Hal itu dapat dibuktikan dengan keberadaan candi-candi yang ada sampai saat ini khususnya yang berada di Jawa. bangunan candi tersebut setelah diteliti ternyata merupakan gabungan antara kebudayaan lokal dengan Hindu-Buddha yang sama sekali berbeda dengan candi-candi yang terdapat di India. Bukan hanya itu saja, sebenarnya masih banyak ragam budaya lain yang eksis dan berkembang pada masa Indonesia kuno.
Pada periode berikutnya, yaitu pada masa Islam, perkembangan budaya di Nusantara tampaknya menjadi semakin beragam. Tidak berbeda dari masa sebelumnya, Islam datang pertama kali juga melalui jalur dagang. Tidak butuh waktu lama untuk Islam dapat menyebarluaskan pengaruhnya di pulau-pulau yang terdapat di Nusantara.
Di Jawa, islamisasi terjadi dengan begitu cepat. Hal itu sangat erat kaitannya dengan peranan para wali yang memiliki semangat tinggi untuk menyebarluaskan agama islam di pulau Jawa. Uniknya dalam menyebarkan agama islam, para wali menggunakan metode penyebaran dengan memanfaatkan kesenian yang telah ada sebelumnya.
Sebagai contoh sunan Kalijaga. Beliau melalui pertunjukkan wayang, menyisipkan ajaran islam, hingga berhasil mengislamkan banyak orang pada masa itu. Kedatangan islam di Jawa telah menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat pribumi. Hal itu membuat kebudayaan lokal menjadi semakin beragam. Ditambah lagi islamisasi yang terjadi, tidak serta-merta menghilangkan nilai-nilai filosofis kebudayaan yang lama. Sehingga budaya jawa yang bercirikan gotong royong tetap ada hingga saat ini.